Powered By Blogger

Rabu, 23 November 2016

Cerita Rakyat Kalimantan Tengah Hantu Jadi-jadian

Cerita Rakyat Kalimantan Tengah
Hantu Jadi-jadian

Hantu tersebut sering disebut HANTUEN. HANTUEN adalah hantu jadi-jadian berasal dari manusia yang masih hidup. Dahulu kala di Baras Semayang hiduplah sebuah keluarga yang mempunyai seorang anak gadis bernama Tapih. Tapih adalah seorang gadis yang cantik sekali. Kulitnya berwarna putih kekuning-kuningan dan rambutnya panjang berwarna hitam pekat.
            Orang tua Tapih bekerja sebagai pembuat keranjang dari rotan dan pembuat topi tangggul dareh. Disana topi itu khusus digunakan pada waktu upacara penting. Pada suatu hari, saat Tapih mandi di sungai, tiba-tiba topi tersebut jatuh ke sungai. Topi tersebut terbawa arus sungai yang cukup deras.
            Karena topi tersebut dianggap enting, maka Tapih bersama orang tuanya menyyusuri setiap desa yang terletak di sepanjang sugai Rungan. Ditanyanya setiap orang yang ditemui, tapi mereka tidak ada yang tahu. Akhirnya mereka tiba di desa Sepang Simin, dan mereka menemukan topi itu. Topi tersebut dipungut oleh serang pemuda bernama Antang Taung. Sebagai ganti topi itu Antang Taung meminta Tpih untuk menjadi istrinya. Permintaan tersebut disetujui oleh orang tua Tapih.
            Kemudian mereka dinikahkan di desa Baras Semanyang. Menurut adat setempat setiap pengantin baru harus berdiam di rumah kedua orang tua masing-masing secara bergiliran. Naun mereka merasa berat memenuhi hal tersebut, karena jarak antar desa mereka terpisah oleh hutan yang sangat lebat.
            Untuk memecahkan masalah tersebut, mereka memutuskan untuk membuat jalan yang menghubugkan kedua desa tanpa melalui hutan tersebut. Untuk tenaga kerja mereka menggunakan budak/kuli masing-masing. Menurut penduduk setempat jalan tersebut masih ada dan bernama Lengkuas.
            Pembuatan jalan dimulai dari Baras Semanyang. Pekerjaan mereka mengalami gangguan makhluk gaib. Setiap para pekerja pulang, gubuk tempat istirahat mereka telah dimasuki orang dan bekal makanan mereka dicuri.

            Hingga suatu hari mereka punya rencana, mereka berbuat seolah-olah meninggalkan gubuk, tetapi sebenarnya mereka bersembunyi dibalik semak yang tak jauh dari gubuk. Tiba-tiba ada seekor binatang Angkes(sejenis landak) memasuki gubuk, setelah didalam binatang itu menggoyang-goyangkan tubuhnya dan secara gaib berubah menjadi seorang pemuda tampan.
Para pekerja langsung menangkapnya, ia minta ampun dan tidak akan mengulangi hal tersebut dan berjanji akan membantu pekerjaan jalan itu. Aneh bin ajaib jalan sepanjang itu mampu diselesaikan dalam 3 hari.
            Mengetahui hal tersebut, Tapih dan Antang Taung mengangkatnya menjadi anaknya. Beberapa waktu kemudian Tapih mengandung, dan dia mengidam ingin makan ikan kali, Antang Taung segera mencarikannya di sungai. Saat itu ia mendapat hasil yang cukup lumayan, saat mendarat ada hujan lebat, dan ia segera pulang. Anpa sengaja dia meninggalkan seekor ikan di perahunya
            Keesokan harinya ia kembali, ternyata ikan itu lenyap. Sebagai gantinya disitu terbaring bayi mungil, kemudian dia dibawa pulang dan mengangkatya menjadi anaknya. Anehnya bayi tersebut tubuh dengan begitu pesat, dalam waktu beberapa bulan saja ia sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik. Kemudian gadis tersebut jatuh cinta kepada pemuda jelmaan binatang angkes tadi, lalu mereka dinikahkan dan menjadi suami istri yang bahagia.
            kemudian mereka melahirkan seorang anak, yang tak lama kemudian anak mereka meninggal. Beberapa hari kemudian anak Tapih juga meninggal. Menurut adat setempat oarang yang telah meninggal harus dilakukan 2 kali upacara kematian, sebelum arwahnya menuju ke Lewu Tatau (sorga orang dayak ngaju). Pada upacara pertama jenazah di kebumikan, dan pada upacara kedua jenazah yang tinggal tulang belulang dibakar.
            Pada upacara kedualah yang paling penting, karena membebaskan roh seseorang dari badan kasarnya. Sifat upacara ini sangat mewah, dan disebut Tiwah. Ketika mendengar bahwa anak Tapih akan ditiwahkan, suami istri jelmaan binatang itu juga ingin anaknya di tiwah. Namun niat itu ditentang oleh Antang Taung, tapi mereka bersikukuh dengan niatnya itu.
            Akhirnya sesuatu menghebohkan terjadi, ketika jenazah anak suami istri jelmaan hewan digali kuburannya, ternyata yang tingggal bukan tulang belulang manusia tetapi tulang belulang hewan. Kejadian itu membuat malu bbesar pada pasangan suami istri jelmaan tadi, dan akhirnya mereka meninggalkan desa dan membuat sebuah desa sendirri ditengah hutan belantara. Di dalam hutan mereka berkembang biak dengan cepat dan menjadi keuarga besar. Keturunannya bernama Hantuen. Konon anggota hantuen meninggalkan desa dan memasuki desa-desa manusia, berbaur dengan penduduknya.

            Menurut warga setempat orang Hantuen yang asli sudah tidak ada, yang ada hanyalah keturunannya yang telah menikah dengan manusia biasa. Masyarakat Kalimantan Tengah mempercayai bahwa keturunan Hantuen mempunyai kemampuan gaib untuk mengubah dirinya menjadi Hantuen.
Pada siang hari mereka menjadi manusia biasa, tetapi pada malam hari mereka mengubah dirinya menjadi hantu tanpa tubuh yang kegemarannyya menghisap darah bayi yang baru lahir dan mengisap darah ibunya. Kabarnya semua itu dilakukan bukan atas keinginannya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar